Dalam ajaran Islam, lingkungan dianggap sebagai salah satu makhluk Allah yang harus dihormati dan dilestarikan. Setiap elemen dalam ekosistem, mulai dari tumbuhan, hewan, hingga elemen fisik seperti air dan udara, memiliki posisi tersendiri dan nilai yang tinggi. Oleh karena itu, pemahaman tentang etika alam sangat penting dalam menjaga dan melestarikan lingkungan sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta. Dalam perspektif Islam, hubungan antara manusia dan lingkungan bukanlah hubungan yang satu arah, melainkan interaksi yang saling menguntungkan, di mana manusia diharapkan untuk menjaga dan merawat makhluk Allah lainnya.
Syariat lingkungan dalam Islam menetapkan pedoman bagaimana seharusnya manusia berinteraksi dengan alam. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman tentang pentingnya menjaga keseimbangan dan keharmonisan di dalam alam, dan tidak boleh merusak apa yang telah diciptakan-Nya. Ini menunjukkan bahwa setiap tindakan manusia terhadap lingkungan tidak hanya berdampak pada makhluk lain, tetapi juga akan kembali kepada diri mereka sendiri. Misalnya, pemborosan dan perusakan terhadap sumber daya alam dapat menyebabkan dampak negatif, seperti bencana alam dan penurunan kualitas hidup.