Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mencuri perhatian pada hari Rabu (24/7/2024), setelah melemah sehari sebelumnya. Data Bloomberg mencatat bahwa pada pukul 09.05 WIB, rupiah terdepresiasi sebesar 0,08% atau 13,5 poin, mencapai level Rp16.227 per dolar AS. Adapun, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau stagnan di posisi 104,45.
Di sejumlah negara Asia, mata uang juga merasakan tekanan serupa akibat dominasi dolar AS. Meskipun begitu, beberapa mata uang seperti yen Jepang, dolar Taiwan, won Korea, dan baht Thailand justru mencatatkan peningkatan terhadap dolar AS.
Menjelang penutupan perdagangan hari ini, Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi fluktuasi nilai tukar rupiah namun diperkirakan akan ditutup melemah di kisaran Rp16.200 hingga Rp16.260 per dolar AS. Ia juga menyoroti sejumlah sentimen eksternal dan internal yang ikut mempengaruhi fluktuasi rupiah, seperti ketidakpastian pemilihan presiden AS setelah Joe Biden mundur, serta kondisi ekonomi Indonesia yang perlu diperhatikan.
Terlebih, target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diusung Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mencapai 8% selama lima tahun masa kepemimpinannya diduga akan sulit tercapai jika tidak diiringi dengan penyelesaian permasalahan struktural ekonomi dalam negeri. Data menunjukkan bahwa selama dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bergerak stagnan di kisaran 5%, tidak mencapai target 7% yang dijanjikan dalam kampanye Pilpres pada 2014.