Jadi, Bintang Daud merupakan simbol yang bisa digunakan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Dan, pastinya, sebenarnya simbol ini belum tentu identik dengan Yahudi atau zionisme atau Israel.
Demikian pula dengan simbol “Bintang David” yang ada pada setiap sisi Tugu Yogya. Simbol pada tugu tersebut sama sekali tidak menunjukkan zionisme.
Tugu Yogya dibangun pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I, pendiri kraton Yogyakarta. Bangunan ini kemudian runtuh akibat gempa yang terjadi pada 10 Juni 1867. Jadi, simbol heksagonal yang ada pada tugu Yogya sudah lebih dulu ketimbang digunakannya Bintang Daud sebagai simbol gerakan zionisme.
Jadi sangat wajar kalau nanti ada ormas atau parpol Islam yang menggunakan Bintang David sebagai simbolnya. Tidak perlu ormas atau parpol Islam itu dituding-tuding sebagai antek Yahudi atau zionis. Siapa tahu ormas atau parpol Islam itu terinspirasi Dinasti Karamanid.
Demikian pula kita tidak perlu meributkan kalau ada masjid yang menggunakan Bintang Daud sebagai ornamennya seperti yang ada pada Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Aceh Barat, masjid raya Al-Mashun, Medan, Masjid Al Munawwar, Tulungagung.
Apalagi hanya gara-gara memakai baju batik dengan motif mirip heksagram lantas pemakainya dituduh sebagai antek Zionis, Yahudi, Illuminati dan lain sebagainya, seperti yang pernah dialami oleh Presiden SBY.
Sumber informasi dan foto:
https://en.wikipedia.org/wiki/Karamanids
https://en.wikipedia.org/wiki/Flag_of_Israel
https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judaism/star.html
http://www.okeygan.com/2012/07/info-tulungagung-bintang-david-di.html
http://www.charismanews.com/opinion/40538-angry-atheists-back-down-on-battle-against-star-of-david