Tampang.com | Dalam ajaran Islam, konsep kebahagiaan tidak hanya terbatas pada kehidupan sementara di dunia, tetapi juga mencakup kehidupan yang abadi di akhirat. Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati adalah keseimbangan antara kedua aspek ini. Dunia dipandang sebagai tempat ujian dan persiapan, sementara akhirat adalah tujuan akhir yang menentukan nasib setiap manusia.
Islam mengajarkan bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Segala kenikmatan yang dirasakan di sini, seperti harta, jabatan, atau keluarga, hanyalah sarana untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kebahagiaan di dunia tidak boleh membuat seseorang lupa akan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah. Sebaliknya, nikmat dunia harus dimanfaatkan untuk berbuat baik, membantu sesama, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan demikian, kebahagiaan dunia menjadi bermakna dan tidak sia-sia.
Namun, Islam juga menegaskan bahwa kebahagiaan di dunia bukanlah tujuan utama. Kehidupan di dunia seringkali diwarnai oleh tantangan, kesulitan, dan cobaan. Hal ini dimaksudkan untuk menguji keimanan dan ketakwaan setiap individu. Orang yang mampu melewati ujian ini dengan sabar dan tawakal akan merasakan kebahagiaan yang lebih besar, baik di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan di dunia yang sejati adalah ketika seseorang merasa tenang dan puas dengan apa yang telah diberikan oleh Allah, tanpa merasa iri atau tamak terhadap apa yang dimiliki orang lain.