Cak Munir : “Walah To… To... Mahal itu berapa she ?”
Sukamto : “Iya, Cak!! Belum lagi nanti buat tasyakuran menjelang keberangkatan, ngasih oleh-oleh, terus pulangnya juga tasyakuran lagi. Kerasa namget kan itu, Cak?!!
Apalagi kemarin saya lihat acara tasyakurannya Cak No itu mewah banget, Cak.”
Meskipun Sukamto selalu mencari-cari pembenaran atas dalihnya, namun Cak Munir semakin tertarik untuk melancarkan serangan mematikan agar dapat mengalahkan setan yang sedang menguasai hatinya. Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai, bak pepatah obrolan mereka harus dihentikan karena adzan untuk melaksanakan sholat isyak telah berkumandang. Mereka pun beranjak dari duduk menuju tempat wudhu.