3. Keberanian Mengambil Risiko yang Bijak
Dalam berbisnis, risiko adalah hal yang tidak bisa dihindari. Namun, Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa seorang Muslim harus memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi risiko. Bisnis yang dijalankan harus didasarkan pada perencanaan yang matang dan bukan semata-mata berdasarkan spekulasi. Dalam hadis Nabi Muhammad SAW disebutkan, "Berusahalah dengan keras untuk mendapatkan keuntungan yang halal dan jangan sekali-kali menilai keuntungan dengan cara yang haram." Dengan kata lain, meskipun risiko tidak dapat dihindari, seorang Muslim harus memastikan bahwa usaha dan strategi yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
4. Menjaga Etika dalam Hubungan dengan Pelanggan
Hubungan dengan pelanggan adalah aspek penting dalam bisnis. Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya menjaga etika dalam berinteraksi dengan pelanggan. Ini termasuk memberikan pelayanan yang baik, memenuhi janji, dan tidak mengecewakan pelanggan. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Q.S. Al-An'am: 152). Prinsip ini mengajarkan bahwa keadilan dan integritas harus diterapkan dalam setiap interaksi bisnis, termasuk dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
5. Menerapkan Prinsip Amanah
Amanah atau kepercayaan adalah aspek penting dalam etika berbisnis dalam Islam. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa setiap bisnis harus dijalankan dengan memegang amanah yang diberikan, baik itu dalam bentuk uang, barang, atau tanggung jawab. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyerahkan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil." (Q.S. An-Nisa: 58). Prinsip amanah ini mengajarkan bahwa seorang Muslim harus menjaga kepercayaan yang diberikan oleh klien, mitra bisnis, dan masyarakat.