Perbandingan pemikiran antara modernisme dan liberalisme Islam terlihat pada cara keduanya menanggapi teks-teks klasik. Modernisme lebih cenderung mereinterpretasi teks-teks tersebut untuk mengangkat nilai-nilai rasional dan ilmiah. Misalnya, mereka mungkin melihat ajaran Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber inspirasi yang perlu diadaptasi dengan perkembangan zaman. Sementara itu, liberalisme Islam lebih menekankan pada konteks dan pemahaman hak asasi manusia, dan sering kali berargumen bahwa beberapa ajaran tradisional perlu ditinggalkan demi mencapai keadilan sosial.
Salah satu contoh jelas dari perbedaan ini bisa dilihat dalam pandangan mereka tentang perempuan dan perannya dalam masyarakat. Islam modern sering kali menyerukan kesetaraan gender dan peningkatan partisipasi perempuan dalam kehidupan publik. Ini termasuk dukungan untuk pendidikan dan karier perempuan, yang dianggap penting untuk kemajuan umat. Sementara itu, liberalisme Islam mungkin lebih jauh lagi, dengan penekanan pada kebebasan seksual dan hak-hak reproduktif, serta menentang semua bentuk penindasan terhadap perempuan berdasarkan tafsir yang dianggap tidak relevan.
Selain itu, dalam isu politik, modernisme Islam cenderung lebih terbuka terhadap mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan sistem pemerintahan yang demokratis. Mereka berargumen bahwa Islam dapat saling melengkapi dengan prinsip-prinsip demokrasi. Di sisi lain, liberalisme Islam sering kali mendukung pemisahan antara agama dan politik, dengan penekanan bahwa agama harus bersifat pribadi dan tidak terlibat dalam urusan negara.