Konflik Proksi di Timur Tengah semakin memanas setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta Iran untuk menyerah tanpa syarat. Permintaan ini membuat Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, langsung merespons dengan seruan untuk memulai perang. Dalam serangkaian unggahan yang mengemuka di media sosial X, Khamenei menegaskan bahwa Iran tidak akan menghentikan perlawanan dan tetap berkomitmen untuk melawan ancaman dari luar.
Reaksi Khamenei muncul setelah Trump mencuitkan sebuah pernyataan yang menyebutkan tentang keberadaan dirinya di arena politik global, merujuk pada kepemimpinannya yang berani dan tegas terhadap Iran. Menurut Trump, jika Iran benar-benar ingin berdamai, maka mereka harus menyerah dan menghentikan semua aktivitas yang dianggap sebagai ancaman bagi negara-negara lain, khususnya Amerika Serikat. Namun, tokoh-tokoh Iran, termasuk Khamenei, tidak menunjukkan tanda-tanda ketundukan.
Dalam unggahan-unggahan itu, Khamenei mengungkapkan pesan yang mencolok. "Kami tidak akan menyerah. Musuh mungkin berpikir kami bisa ditakut-takuti, tetapi sejarah telah menunjukkan sebaliknya," tulisnya. Ujaran ini jelas mencerminkan semangat perlawanan yang kuat yang telah menjadi ciri khas kepemimpinan Khamenei sejak ia menjabat. Dalam konteks ini, seruan untuk perang bukanlah semata-mata retorika, tetapi juga merupakan pemaparan dari sikap tegas Iran dalam menghadapi tekanan internasional.