Tampang

Tragedi Apartheid Afrika Selatan: Ras sebagai Sistem Politik

15 Mei 2025 08:22 wib. 186
0 0
Nelson Mandela
Sumber foto: pinterest

Tampang.com | Apartheid, sebuah sistem diskriminasi rasial yang diterapkan di Afrika Selatan, mengubah wajah politik, sosial, dan budaya negara tersebut selama lebih dari empat dekade. Sistem ini dicanangkan oleh pemerintah Afrikaner yang berkuasa sejak 1948, menetapkan garis pemisah yang tajam antara penduduk kulit putih dan non-kulit putih. Dalam proses ini, apartheid bukan hanya sekadar kebijakan pemerintah; ia menjadi cara hidup yang mengakar dalam budaya dan masyarakat Afrika Selatan.

Salah satu karakteristik paling mendasar dari apartheid adalah segregasi rasial yang sistematis. Orang kulit hitam, yang merupakan mayoritas penghuninya, dipaksa untuk tinggal di daerah tertentu yang disebut "kawasan bantu." Mereka dilarang berpartisipasi dalam pemilu dan memiliki hak politik yang sangat terbatas. Di mana pun, diskriminasi terasa kental, baik dalam pendidikan, tempat tinggal, maupun layanan publik. Sekolah-sekolah untuk anak-anak kulit hitam jauh dari standar pendidikan yang didapat oleh anak-anak kulit putih. Hal ini bukan hanya menimbulkan kesenjangan pendidikan, tetapi juga memperdalam ketidakadilan sosial di seluruh negeri.

Nelson Mandela, sosok yang tak terpisahkan dari sejarah perjuangan melawan apartheid, menjadi simbol harapan bagi banyak orang. Setelah di penjara selama 27 tahun, Mandela diakui sebagai pahlawan global karena perjuangannya melawan diskriminasi. Ia memimpin gerakan anti-apartheid dan berhasil menarik perhatian dunia untuk mengakhiri kebijakan represif tersebut. Saat diangkat sebagai Presiden Afrika Selatan pertama yang kulit hitam pada tahun 1994, Mandela tidak hanya mengakhiri periode apartheid, tetapi juga menggantinya dengan pemerintahan yang berlandaskan rekonsiliasi dan kesetaraan.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?