"Salah satu opsinya adalah kita membangun komunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju. Sampai tahapan mengkaji, membahas opsi alternatif ketika pasangan AMAN ini tidak bisa berlayar karena kekurangan kursi," tambahnya.
Kholid menambahkan bahwa opsi pertama, yaitu mendukung pasangan Anies-Sohibul, telah dilakukan sejak deklarasi pada 25 Juni 2024 dan berakhir pada 4 Agustus 2024. Namun, dibutuhkan 22 kursi untuk mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur agar dapat maju dalam Pilgub 2024, sedangkan PKS hanya memiliki 18 kursi, yang berarti masih kekurangan 4 kursi.
"Ketika tenggat waktu 4 Agustus itu sudah lewat, maka opsi kedua inilah yang akan kita kaji, kita bahas, dan kita perdalam. Itulah kemudian pimpinan kami (Presiden PKS) berkomunikasi dengan pimpinan parpol lain, termasuk dengan Koalisi Indonesia Maju," paparnya.
Partisipasi PKS dalam Pilgub Jakarta 2024 merupakan bagian dari dinamika politik di Indonesia. Penolakan PKS untuk berkomentar tentang isu penjegalan Anies menunjukkan bahwa partai tersebut memilih untuk tetap fokus pada upaya pembangunan koalisi dan persiapan untuk menghadapi kontestasi tersebut. Keputusan tersebut juga mencerminkan strategi politik daripada respons instan terhadap peristiwa yang terjadi.