Menurut Andi, kata Irman, Novanto adalah orang kunci yang bisa memuluskan anggaran e-KTP dari DPR. Ia lalu meminta pertimbangan Sugiharto. Sugiharto mengiyakan rencana pertemuan itu.
Pertemuan dengan Novanto pun terjadi. Pertemuan pertama di Grand Melia sekitar 10-15 menit. Irman dan Sugiharto datang sekitar pukul 06.05. pada pertemuan itu ada Andi, Diah, Novanto, Irman, dan Sugiharto. Inti dari pertemuan itu adalah Novanto menyatakan akan mendukung anggaran proyek e-KTP.
Sepekan setelah pertemuan itu, Andi menelepon Irman untuk mengajak menemui Setya Novanto di ruang ketua fraksi Partai Golkar di DPR. Irman bersedia dan pertemuan terjadi. “Di situ saya hanya berdua dengan Andi menghadap SN. Intinya adalah meminta ketegasan soal anggaran,” kata Irman.
Menurut Irman, Andi yang menyampaikan permintaan ketegasan soal anggaran itu kepada Setya Novanto. Sebab, dengan adanya dukungan anggaran maka Irman bisa segera menyiapkan langkah-langkah proyek e-KTP. Saat itu Novanto hanya menjawab tengah mengkoordinasikan persoalan anggaran e-KTP. Irman pun meminta pamit. Namun Setya Novanto menyampikan bahwa perkembangan soal anggaran segera diberitahu atau bisa ditanyakan ke Andi Narogong.
Dalam persidangan kemarin, banyak hal yang dibantah setnov. Selain
Soal kedekatannya dengan Andi Narogong, ia juga membantah telah memberi pesan untuk Ganjar Pranowo agar tidak "galak" dalam pembahasan pengadaan e-KTP di Komisi II DPR.
"Tidak pernah Yang Mulia, ngarang itu," kata Novanto.
Soal pesan jangan "galak" dalam pembahasan e-KTP pernah diakui Ganjar dalam berita acara pemeriksaanya. Namun, saat bersaksi untuk terdakwa lain dalam kasus ini, Irman dan Sugiarto, Ganjar mencabut BAP-nya.
Novanto juga menyatakan, ada kepentingan politik di balik masuknya nama dia sebagai salah seorang yang terlibat dalam kasus e-KTP. "Ini bentuk pencemaran nama baik saya, saya percaya ada.kepentingan politik di balik ini yang berusaha membawa nama saya dan mengatakan saya terlibat," sebutnya.