Tidak hanya itu, pendidikan juga memainkan peran penting dalam mendukung kemampuan berpikir kritis dan analitis. Seorang politisi yang dididik dengan baik akan mampu mengevaluasi berbagai informasi, melakukan analisis mendalam, dan membuat keputusan yang didasari oleh data dan fakta. Hal ini sangat penting dalam menghadapi berbagai isu kompleks yang dihadapi oleh seorang politisi.
Namun, pendidikan saja tidaklah cukup. Pengalaman juga menjadi faktor penentu dalam membentuk seorang politisi yang berkualitas. Melalui pengalaman, seorang politisi dapat belajar dengan cara yang lebih langsung mengenai bagaimana menjalankan tugas-tugas politik, berinteraksi dengan masyarakat, dan mengelola berbagai konflik dan kepentingan yang ada. Pengalaman ini dapat diperoleh melalui berbagai cara, mulai dari berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan, menjadi aktivis masyarakat, hingga terlibat dalam pemerintahan daerah maupun lembaga legislatif.