Sebagai negara demokrasi, Indonesia telah merayakan pesta demokrasi dalam pemilihan umum yang diselenggarakan secara berkala. Pilpres menjadi momen krusial yang mempertemukan dua pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk berkompetisi dalam sebuah kontestasi politik yang ketat. Namun, setelah hasil pilpres ditetapkan, langkah selanjutnya adalah bagaimana negara bisa menyatukan kembali kekuatan politiknya untuk memulai kembali langkah-langkah pemulihan.
Pada periode pasca-kekalahan pilpres, peran oposisi menjadi sangat penting dalam menyuarakan aspirasi rakyat dan menjaga keseimbangan dalam sistem pemerintahan. Anis Baswedan, seorang tokoh pendidikan dan politikus yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, memberikan pandangan yang kuat mengenai peran oposisi dalam proses pemerintahan Indonesia.
Anis Baswedan menegaskan bahwa oposisi yang bertanggung jawab adalah bagian integral dari sistem demokrasi yang sehat. Oposisi memiliki peran penting dalam mengawasi kinerja pemerintah, menyuarakan keberpihakan pada kepentingan rakyat, dan mengusulkan alternatif kebijakan yang konstruktif. Dalam konteks politik Indonesia, kehadiran oposisi yang kuat dan kritis akan memperkaya diskusi publik dan membantu pemerintah untuk mengambil keputusan yang lebih bijak.
Sebagai seorang intelektual yang memiliki pengalaman di dunia pendidikan dan pemerintahan, Anis Baswedan tidak hanya menyoroti pentingnya peran oposisi dalam proses pemerintahan, tetapi juga secara aktif mengampanyekan nilai-nilai demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas di tengah-tengah masyarakat. Melalui gagasannya, Anis Baswedan mendorong para pemimpin politik dan publik untuk menempatkan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan.