Namun, Ardli juga menekankan bahwa pengusungan ini masih dinamis dan melibatkan berbagai faktor yang akan mempengaruhi strategi PKS ke depan. Hal ini terkait dengan kebutuhan PKS untuk mendapatkan dukungan dari partai-partai lain dalam mengusung kandidat gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Jika tidak ada partai lain yang bersedia mendukung pengusungan Sohibul Iman sebagai calon gubernur, PKS akan perlu mengevaluasi pilihan strategisnya.
Menurutnya, meskipun PKS berhasil meraih suara tertinggi dalam Pemilihan Legislatif DPRD DKI Jakarta pada Pemilu 2024, namun daya tawar PKS masih perlu diperkuat, terutama jika PKS tetap mengusung Sohibul Iman yang belum dikenal sebagai figur potensial dalam Pilkada Jakarta. Perbandingan dengan figur seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi pertimbangan penting dalam memperkuat daya tawar PKS.