Namun demikian, seiring berjalannya sidang, tegangnya suasana pun kembali terasa. Hakim MK kemudian kembali menjaga kewibawaannya dalam memimpin sidang, sementara saksi ahli 03 juga melanjutkan kesaksiannya dengan penuh keyakinan dan serius. Sidang pun kembali berfokus pada argumen-argumen hukum yang disajikan dengan penuh rasa tanggung jawab dan serius.
Momen lucu di sidang seperti yang disajikan oleh saksi ahli 03 dapat dianggap sebagai sebuah pelipur lara di tengah keseriusan persidangan. Meskipun tak menghilangkan kepentingan utama dari sidang tersebut, momen-momen seperti ini bisa menjadi remindah bahwa di balik keseriusan, keceriaan pun dapat hadir dalam situasi yang tidak terduga.
Maka, tidaklah mengherankan jika momen ketawa di sidang seperti ini kemudian menjadi pembicaraan hangat di luar sana. Perlu diingat bahwa hakim MK juga manusia biasa, yang tidak luput dari perasaan keceriaan dalam momen-momen yang tidak terduga. Sehingga, momen lucu di sidang seperti ini seharusnya tidak dianggap sebagai hal yang mengganggu, namun sebagai sesuatu yang memberikan warna tersendiri dalam suasana sidang yang tegang.
Dalam kesimpulan, momen lucu di sidang seperti yang dihadirkan oleh saksi ahli 03 merupakan pengingat bahwa keceriaan dapat tetap ada di tengah-tegah keseriusan, termasuk dalam ruang sidang yang diisi dengan argumen-argumen hukum. Hakim juga merupakan manusia dengan rasa humor, dan momen ketawa seperti ini seharusnya dianggap sebagai hal yang alami. Itulah mengapa momen ini patut diperhatikan sebagai salah satu aspek manusiawi dalam proses persidangan.
