Tampang

Kenapa Rencana Pembentukan Negara Islam Harus Ditolak?

24 Jul 2017 10:53 wib. 2.100
0 0
negara Islam

Dalam pembantaiannya terhadap kelompok mujahidiin yang selama bertahun-tahun berjuang melawan penjajahan Uni Sovyet, Taliban dibantu oleh Al Qaida yang dipimpin oleh Osama bin Laden. Modus ini kemudian terulang dalam konflik Suriah. Di mana ISIS membantu Free Sirian Army (FSA) melawan rezim penguasa.

Di Mesir lain lagi. Pendukung Presiden Mesir Muhammad Mursi yang berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin membantai siapa pun yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam. Siapa pun yang dianggap berbeda dihajar habis. Tidak sedikit dari korbannya yang di lempar dari atas lantai teratas gedung bertingkat. Bahkan, kelompok Salafi yang tidak banyak berbeda paham pun tudak luput dari penghakiman.

Rakyat Mesir pun gerah. Kemudian, dengan dipimpim Jenderal Al Sisi, rakyat Mesir memberontak terhadap Presiden Mursi yang dipilih langsung secara demokratis pasca tumbangnya rezim Hosni Mubarak.

Memang benar, Hizbut Tahrir dan kelompok menggagas terbentuknya kekhalifahan Islam belum mengancam negara dan rakyat Indonesia secara fisik. Tetapi, paham yang mereka usung sangat membahayakan.

Dikatakan berbahaya karena paham ini intoleran kepada perbedaan paham, khususnya paham keagamaan. Kepada FPI pun, kelompok ini menuding kafir. Alasannya, karena mereka menganggap FPI menjalankan sejumah ritual yang mereka nilai bidah.

Demikian juga dengan kehidupan berbangsa dan bertanah air. Kelompok penggagas kekalifahan mengharamkan nasionalisme. Karenanya mereka menganggap negara-negara yang sekarang ini berdiri sebagai negara-negara thagut, tidak terkecuali Arab Saudi.

Permusuhan, kalau tidak mau diniali sebagai kebencian kelompok ini kepada negara Arab Saudi terlihat jelas saat terjadinya serangan teroris setahun lalu, Bukannya mengecam aksi teror, kelompok ini justru mengujat pemerintah Arab Saudi yang dianggap pro zionis.

Tidak heran jika beberapa negara Arab telah lama melarang aktivitas HT dan kelompok-kelompok sejenisnya. Dan kini, pemerintah Mesir kembali menetapkan Ikhanul Muslimin sebagai organisasi terlarang.

Jika melihat sikap negara-negara di Timur Tengah terkait dengan aktifitas HT dan kelompok sejenisnya, maka pembubaran HTI oleh pemerintah Jokowi sudah termasuk terlambat.

Sebenarnya, kalau mau menyimak sedikit saja, ada banyak visi dan misi HTI yang bikin ngakak ngablak. Contohnya, soal perdagangan bebas. Menurut HTI, perdagangan bebas tidak sesuai dengan Al Quran, karenanya perdagangan bebas diharamkan.

Menariknya, di sisi lain, HTI menyatakan kekhalifahan Islam dapat berdiri karena ditopang oleh dana dari hasil penjualan minyak bumi. Pertanyaannya, bagaimana bisa mendanai negara kalau tidak mau menjual minyak bumi ke pasar bebas dunia yang mengikuti tren penawaran dan permintaan.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?