Netanyahu bahkan secara terang-terangan mendukung gagasan relokasi warga Palestina ke negara lain. Dalam pernyataannya, ia menyebut bahwa Israel tidak bisa hidup berdampingan dengan "ancaman" yang terus-menerus datang dari Jalur Gaza.
Sikap keras Netanyahu ini semakin memperburuk ketegangan di kawasan tersebut, terutama setelah agresi militer Israel yang telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur di Gaza. Warga Palestina kini berada dalam kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk, dengan ribuan orang kehilangan tempat tinggal akibat serangan udara yang tiada henti.
Reaksi Dunia Arab dan Tantangan Diplomatik
Sementara itu, negara-negara Arab, terutama Arab Saudi, sedang mencari solusi alternatif guna mengatasi krisis Gaza tanpa harus mengikuti skenario AS. Riyadh dan beberapa negara sekutu dikabarkan sedang merumuskan rencana baru yang lebih berfokus pada stabilitas kawasan dan hak-hak rakyat Palestina.
Langkah AS dan Israel ini juga menambah beban diplomasi bagi negara-negara Teluk, yang selama ini berusaha menjaga keseimbangan antara hubungan dengan Washington dan dukungan terhadap Palestina. Beberapa analis politik menyebut bahwa Riyadh kemungkinan akan menggunakan pertemuan puncak tersebut untuk menggalang dukungan negara-negara Arab lainnya agar menolak usulan Netanyahu dan AS.