Di sisi lain, rakyat Palestina semakin kehilangan harapan terhadap upaya diplomasi internasional. Mereka menilai bahwa berbagai perundingan selama ini hanya menguntungkan Israel dan tidak membawa perubahan nyata bagi kehidupan mereka.
Dengan ketegangan yang terus meningkat, masa depan Gaza semakin tidak menentu. Jika rencana AS dan Israel terus berjalan, maka jutaan warga Palestina terancam kehilangan tanah air mereka. Organisasi hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa pengusiran paksa terhadap warga Gaza dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang dan melanggar hukum internasional.
Sementara itu, dunia masih menunggu bagaimana pertemuan puncak regional di Riyadh akan menghasilkan solusi yang adil bagi rakyat Palestina. Namun, dengan Netanyahu yang semakin keras kepala dan AS yang terus mendorong kepentingannya di kawasan, harapan bagi Gaza untuk mendapatkan keadilan masih terasa jauh dari kenyataan.