Jajak pendapat yang dilakukan oleh NBC News, CBS News, dan Fox News. Trump masih unggul sejauh ini.
Dalam jajak pendapat NBC News, Trump memimpin Biden, 45% berbanding 43%. Trump juga memimpin 2 poin dalam survei terakhir NBC pada bulan April.
Tauhid menegaskan bahwa dalam pengambilan kebijakan, ia akan berfokus untuk menekan inflasi dan konsekuensinya adalah kebijakan suku bunga akan jauh lebih lama di level yang tinggi sehingga suku bunga diperkirakan belum akan turun pada September 2024.
Oleh karena itu, Tauhid memperkirakan bahwa rupiah masih akan cukup sulit untuk stabil dan bergerak di bawal level Rp16.000/US$ dalam beberapa bulan ke depan.
Sejalan dengan Tauhid, ekonom senior Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal menyampaikan bahwa kemenangan Trump bisa jadi akan membuat The Fed gamang untuk menurunkan rate, mengingat kebijakan ala Trump yang sering memicu inflasi. Oleh karena itu, The Fed akan menunggu sampai akhir tahun untuk menurunkan rate-nya, dan terbuka kemungkinan untuk bisa jadi menunda penurunannya sampai tahun depan.
Sedangkan untuk rupiah, hal ini akan membawa rupiah ke keseimbangan baru di Rp16.000an.
CIO Mandiri Manajemen Investasi, Ernawan R Salimsyah menyampaikan kepada CNBC Indonesia bahwa volatilitas di pasar masih akan terus hadir hingga November 2024.
Saham-saham yang berada di sektor keuangan, layanan kesehatan, asuransi, dan minyak akan mendapatkan daya tarik yang lebih dibandingkan sektor lainnya.
Lebih lanjut, Ernawan menegaskan bahwa dampak peristiwa ini ke pasar domestik yakni sifatnya akan cenderung negatif, bukan struktural. Oleh karena itu, koreksi yang dalam akan menjadi kesempatan kesempatan yang baik bagi investor untuk melakukan pembelian.
Sementara itu, Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indarastomo mengungkapkan bahwa dengan semakin besarnya peluang Trump untuk menang dalam pemilihan tahun ini, maka hal ini akan menjadi angin segar bagi pasar keuangan Indonesia.