Pankhurst tidak hanya berjuang untuk hak suara perempuan, tetapi juga untuk hak-hak perempuan di berbagai bidang lain seperti pendidikan dan pekerjaan. Ia menyadari bahwa untuk mencapai kesetaraan sejati, perempuan harus memiliki suara dalam pemerintahan. Dalam banyak kesempatan, ia berpidato di depan umum, membangkitkan semangat para pendukungnya dan menyebarkan kesadaran tentang perjuangan hak suara di seluruh Inggris.
Tokoh ini mengalami banyak tantangan selama perjuangannya. Pankhurst dan anggota WSPU sering kali ditangkap dan dipenjara karena aksi protes mereka. Namun, penganiayaan yang mereka alami tidak memadamkan semangat juang mereka. Sebaliknya, ini justru semakin memperkuat tekad mereka untuk melawan diskriminasi. Pankhurst bahkan pernah melakukan aksi mogok makan saat ditahan, menarik perhatian masyarakat luas terhadap kondisi perempuan dan perjuangan mereka.
Pada tahun 1918, perjuangan panjang Pankhurst dan para suffragette akhirnya membuahkan hasil ketika perempuan di Inggris diberikan hak suara, meskipun hanya bagi mereka yang berusia 30 tahun ke atas. Ini adalah langkah signifikan, namun Pankhurst tidak berhenti di situ. Ia terus berjuang untuk hak-hak perempuan, termasuk keterwakilan yang lebih besar dalam politik dan pemerintahan.