Dari beberapa laporan yang masuk, ada juga pelajar yang mengungkapkan ketidaknyamanan mereka terhadap program ini. Beberapa dari mereka merasakan tekanan yang cukup berat, bahkan bisa mempengaruhi prestasi akademis dan kesehatan mental mereka. Ini adalah indikasi bahwa ada yang perlu dievaluasi dari implementasi program ini agar tidak menimbulkan dampak negatif.
Dalam situasi seperti ini, peran dari lembaga perlindungan anak seperti KPAI sangatlah vital. Mereka bukan hanya pengawas, tetapi juga bisa menjadi mitra dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang berdampak positif. Terlebih lagi, dengan banyaknya isu seputar kekerasan dan intimidasi di lingkungan pendidikan, suara KPAI harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak.
Dedi Mulyadi dan KPAI seharusnya duduk bersama untuk membahas solusi dan sejalan dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan konstruktif. Di saat yang sama, semoga program wajib militer ini bisa menjadi refleksi bagi semua pihak tentang bagaimana seharusnya pendidikan di Indonesia mengutamakan kesejahteraan dan perkembangan karakter anak-anak.