Namun, meskipun Dedi Mulyadi berusaha menjelaskan baiknya program tersebut, kekhawatiran yang diungkapkan oleh KPAI tetap menjadi sorotan. Banyak orang tua yang mendukung pembentukan karakter anak, namun mereka juga mengkhawatirkan pendekatan yang dianggap terlalu keras. Apakah memang ada cara yang lebih tepat dan humanis untuk membentuk karakter anak-anak tanpa adanya ancaman?
Dalam pandangan KPAI, setiap inovasi atau program pendidikan seharusnya dirumuskan dengan memperhatikan aspirasi dan kebutuhan anak. Pendidikan karakter seharusnya tidak hanya berfokus pada disiplin semata, tetapi juga melibatkan aspek kasih sayang, pengertian, dan dukungan untuk membantu anak berkembang secara positif. Saran dan masukan dari berbagai stakeholders, termasuk orang tua, pendidik, dan tentu saja, anak-anak itu sendiri, harus menjadi bagian integral dari perumusan program.
Gubernur Dedi Mulyadi memang dikenal dengan berbagai program inovatifnya yang seringkali unik dan berbeda dari kebijakan pemerintah daerah lainnya. Namun, dengan adanya kritik yang datang dari KPAI mengenai intimidasi pelajar ini, tentu ada tantangan besar dalam memastikan bahwa inovasi-inovasi tersebut tidak hanya sekadar menarik perhatian publik, tetapi juga benar-benar efektif dan tepat sasaran.
KPAI menekankan bahwa selain memberikan komentar, mereka memiliki tugas untuk melindungi hak-hak anak. Oleh karena itu, KPAI berharap agar Dedi Mulyadi dan pihak-pihak terkait dalam program ini dapat berkolaborasi untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik. Pendekatan yang melibatkan dialog dan partisipasi aktif pelajar dalam merumuskan kegiatan juga dianggap penting agar program tersebut dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak.