Pertama. Selama bertahun-tahun, Militer AS serta anggota NATO lainnya dan didukung oleh sejumlah negara di Timur Tengah melancarkan serangan terhadap ISIS. Tetapi, bombardir serangan yang didukung persenjataan super canggih tersebut tidak mampu mengalahkan ISIS. Anehnya, sekalipun dihujani amunisi selama bertahun-tahun, jangankan lenyap, ISIS malah semakin menguat.
Kondisi berbeda dialami ISIS setelah Rusia menurunkan pasukan elitnya, Spetsnaz. Awal Oktober 2015 Spetsnaz atau yang lebih dikenal sebagai Pasukan Hantu diterjunkan ke Suriah. Hanya dalam beberapa hari pasukan elit Rusia ini sanggup menghancurluluhlantakan ISIS. Pada 9 Oktober 2015 saja dan hanya dalam waktu 24 jam pasukan Rusia berhasil menghancurkan 67 target yang dikuasai ISIS. Artikel tentang keberhasilan Spetsnaz bisa dibaca di sini dan sejumlah artikel lainnya di blog yang sama.
Kedua. Kalau AS dan NATO, termasuk di dalamnya Turki memerangi ISIS, bagaimana mungkin ISIS menggunakan wilayah perbatasan Turki-Suriah sebagai pintu gerbang keluar-masuk milisinya.
Bahkan, pada awal Desember 2015 Presiden Rusia Vladimir Putin dengan terang-terangan menuding Turki membeli minyak hasil curian yang diselundupkan oleh ISIS.