Tampang

Benarkah Gatot Nurmantyo Dirugikan Jadwal Pilpres 2019

7 Mar 2018 19:37 wib. 2.117
0 0
Benarkah Gatot Nurmantyo Dirugikan Jadwal Pilpres 2019

Posisi kedua capres yang paling diminati, ditempati Jokowi (17 persen). Sementara Ketua DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menempati posisi ketiga, dengan 13 persen pemilih.

"Selanjutnya, Hatta Radjasa 11 persen, Megawati 10 persen. Ada juga nama-nama lain yang muncul dalam variable capres pilihan seperti Wiranto, Machfud MD, Sutiyoso, Yusril Ihza Mahendra dan Jusuf Kala," tegasnya.

(Penebalan angka oleh Gatot Swandito)

Perhatikan kesamaan angka pada dua hasil survei dua lembaga survei yang digelar pada dua waktu yang berbeda: “18 persen”, “17 persen”, “13 persen”, “11 persen”, dan “10 persen”. Perbedaan keduanya hanya pada nama-nama tokohnya saja.

Dan, masih banyak lagi kengawuran yang dengan mudah bisa ditemukan dalam sejumlah rilis lembaga survei yang sudah diposting di Kompasiana.com.

Parahnya lagi, media justru menambah buruk pemberitaan dengan memelintir hasil survei. Contohnya Metrotvnews.com yang memelintir tingkat popularitas menjadi tingkat elektabilitas. Seperti yang ditulis dalam “Berita Sesat Metrotvnews tentang Survei Dicomot "PKSpiyungan", dan Ditanyakan pada Yusril” dan “Sesatkan Hasil Survei, Metrotvnews Coba Lemahkan Ridwan Kamil Sekaligus Dongkrak Yusril”.

Jika melihat banyaknya kejanggalan dalam hasil survei, muncullah sebuah pertanyaan, berapakah sebenarnya tingkat elektabilitas Jokowi? Berapa juga level keterpilihan Prabowo? Demikian juga selanjutnya, berapakah tingkat elektabilitas Gatot Nurmantyo?

Pertanyaan lebih jauh, masihkah tingkat elektabilitas yang diproduksi oleh lembaga survei dijadikan patokan dalam pemilihan bakal calon presiden?

Rendahnya Tingkat Elektabilitas Gatot Nurmantyo Bukan Berarti Peluangnya Menipis

Tetapi, kalau pun dijadikan acuan, sebenarnya dengan jadwal Pilpres 2019, tingkat elektabilitas hanyalah modal awal yang tidak terlalu signifikan terhadap raihan suara pada hari H.

Sebab, menurut jadwal Pilpres 2019, masa kampanye dimulai sejak 23 September 2018 sampai 13 April 2019. Dengan demikian, Gatot Nurmantyo memiliki waktu sekitar tujuh bulan untuk meningkatkan tingkat keterpilihannya sampai pelaksanaan pemungutan suara digelar pada 17 April 2019.

Dan, ketika masa kampanye dimulai, tingkat popularitas sudah bukan masalah lagi. Sebab, sejak saat itu, media cetak, media elektranik, dan media online secara otomatis akan memberitakan para pasangan capres-cawapres, termasuk Gatot Nurmantyo beserta pasangannya. Ditambah lagi dengan media luar ruangan, seperti baliho, spanduk, poster, dan lainnya.

Malah, karena jadwal Pilpres 2019 dan Pileg 2019 berjalan beriringan sebagai konsekuensi dari pelaksanaan pemilu serentak, kampanye pencapresan Gatot Nurmantyo akan didukung penuh oleh seluruh caleg dari parpol pendukungnya, baik itu parpol peserta Pileg 2014 maupun parpol anyar.

Kondisi tersebut berbeda dengan tiga pilpres sebelumnya, di mana jadwal kampanye pilpres dilangsungkan setelah pileg usai dilaksanakan. Dalam pilpres-pilpres sebelumnya, hanya kader partai, caleg yang berhasil lolos, dan pendukung pasangan capres-cawapres saja yang mengampanyekan pasangan jagoannya.

Bandingkan dengan jadwal Pilpres 2014 yang membuka pendaftaran pasangan calon pada 10-16 Mei 2014 dan memulai masa kampanye pada 13 Juni sampai 4 Juli 2014. Sementara, waktu pemungutan suara berlangsung pada 8 Juli 2014.

Dengan demikian, rentang masa kampanye Pilpres 2019 dua kali lebih lama ketimbang durasi masa kampanye Pilpres 2014.

Jika melihat hasil survei yang dirilis Litbang Kompas pada 8 Januari 2014, tingkat elektabilitas Jokowi mencapai 43 persen. Sementara, pesaingnya dalam Pilpres 2014, Prabowo, hanya 11,1 persen (Sumber: Detik.com).

Menurut hasil survei lembaga yang sama dan dipublikasikan oleh media yang sama, dua minggu setelah penutupan pendaftaran pasangan capres-cawapres, tingkat elektabilitas Jokowi-JK berada di angka 42,3 persen. Sementara Prabowo-Hatta Rajasa disebut memiliki tingkat elektabilitas sebesar 35,3 persen (Sumber: Detik.com).

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.