Era digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah munculnya kecerdasan buatan (AI) yang kini merambah ke berbagai bidang, termasuk musik dan politik. AI musik dan politik teknologi adalah contoh inovatif dari bagaimana teknologi dapat mengubah cara kita menciptakan, mengonsumsi, dan memahami seni serta kekuasaan. Namun, kehadiran AI dalam dua bidang ini juga memunculkan dilema etika yang patut diperhatikan.
Dalam dunia musik, AI telah menjadi alat yang revolusioner. Mulai dari menciptakan lagu-lagu baru hingga menulis lirik yang menarik, AI musik telah membuka peluang bagi seniman untuk berkolaborasi dengan mesin. Misalnya, algoritma AI dapat menganalisis ribuan lagu untuk menemukan pola dan elemen yang paling disukai oleh pendengar. Hal ini memungkinkan pencipta musik untuk menghasilkan karya yang lebih sesuai dengan selera pasar, sekaligus mengurangi waktu dan usaha yang diperlukan dalam proses kreatif. Namun, ada pertanyaan besar tentang keaslian dan orisinalitas dari lagu-lagu yang dihasilkan oleh AI. Apakah karya tersebut masih memiliki jiwa manusia? Atau apakah kita sedang bergerak menuju dunia di mana karya seni akan sepenuhnya dikuasai oleh algoritma?