Akang menjelaskan bahwa baginya, paras rupawan dan materi memiliki masa kedaluwarsa, namun hal tersebut tidak berlaku bagi hati. Baginya, uang dan kecantikan seseorang dapat datang dan pergi, namun perasaan cinta tidak akan berubah. Dalam pandangannya, yang harus dipedulikan adalah jiwa seseorang, bukan materi yang dimilikinya.
Setelah penuturan Akang, Hani menanyakan hal lain yang mengejutkan. Penyesalan Akang setelah 7 tahun menikahi TKW Indonesia pun terungkap. Berawal dari rasa penasaran Hani mengenai kekurangan yang dirasakan Akang selama menikah dengannya, Akang mengungkapkan bahwa satu-satunya penyesalannya adalah bahwa orangtuanya tidak hadir saat pernikahan mereka di Hong Kong.
Oleh karena itu, Akang menyadari bahwa tidak akan pernah ada alasan baginya untuk menyesal karena memilih Hani sebagai pasangan hidupnya. Singkatnya, dia hanya menyayangkan kehadiran orangtuanya saat pernikahan tersebut, bukan menikahi Hani.
Kisah pernikahan Hani dan Akang merupakan potret dari perbedaan latar belakang, budaya, dan kehidupan yang akhirnya bisa bersatu dalam cinta yang tulus. Namun, tidak semua cerita pernikahan antar budaya tersebut berakhir bahagia. Salah satunya adalah kasus seorang bule Rusia yang mengalami masalah di Indonesia.