Dalam menjawab pertanyaan Hani, Akang, sang suami, mengaku bahwa dia tidak memperdulikan latar belakang Hani. Menurutnya, perasaannya terhadap Hani tidak didasari oleh alasan tertentu, melainkan oleh perasaan cinta yang tulus, yang bahkan mampu mengalahkan keadaan Hani yang berasal dari keluarga miskin dan bekerja sebagai pembantu.
Akang menjelaskan bahwa baginya, paras rupawan dan materi memiliki masa kedaluwarsa, namun hal tersebut tidak berlaku bagi hati. Baginya, uang dan kecantikan seseorang dapat datang dan pergi, namun perasaan cinta tidak akan berubah. Dalam pandangannya, yang harus dipedulikan adalah jiwa seseorang, bukan materi yang dimilikinya.
Setelah penuturan Akang, Hani menanyakan hal lain yang mengejutkan. Penyesalan Akang setelah 7 tahun menikahi TKW Indonesia pun terungkap. Berawal dari rasa penasaran Hani mengenai kekurangan yang dirasakan Akang selama menikah dengannya, Akang mengungkapkan bahwa satu-satunya penyesalannya adalah bahwa orangtuanya tidak hadir saat pernikahan mereka di Hong Kong.
Oleh karena itu, Akang menyadari bahwa tidak akan pernah ada alasan baginya untuk menyesal karena memilih Hani sebagai pasangan hidupnya. Singkatnya, dia hanya menyayangkan kehadiran orangtuanya saat pernikahan tersebut, bukan menikahi Hani.