Love language juga bisa jadi penyelamat saat hubungan mulai terasa hambar. Kadang yang dibutuhkan bukan kejutan besar, tapi konsistensi dalam hal-hal kecil yang sesuai dengan bahasa cinta masing-masing. Sering kali hubungan jadi jauh bukan karena rasa sayang memudar, tapi karena masing-masing udah lupa caranya nyambungin hati satu sama lain.
Buat para Gen Z yang tumbuh di era serba cepat, penuh distraksi, dan kadang terlalu bergantung sama teks dan emoji, memahami love language bisa jadi senjata penting buat membangun koneksi yang lebih dalam. Nggak cuma buat pasangan, tapi juga buat sahabat, keluarga, bahkan diri sendiri.
Karena pada akhirnya, semua orang butuh merasa dicintai dengan cara yang paling bisa mereka pahami. Bukan sekadar tentang siapa yang paling banyak memberi, tapi siapa yang paling mengerti cara mencintai dengan benar.
Jadi, love language kamu apa? Dan apakah orang-orang terdekatmu tahu soal itu?