Rasa ragu untuk mengungkapkan perasaan juga bisa datang dari pengalaman masa lalu. Mungkin pernah merasa ditolak saat mencoba terbuka, pernah dianggap terlalu emosional, atau bahkan pernah kehilangan seseorang yang dulu disayang, hanya karena terlalu jujur. Luka-luka kecil itu menumpuk, dan tanpa sadar membentuk dinding tipis antara hati dan mulut.
Padahal, hubungan yang sehat—baik itu pertemanan maupun percintaan—butuh komunikasi yang jujur. Bukan cuma soal cerita sehari-hari, tapi juga tentang perasaan yang tumbuh di antara keakraban. Mengatakan sayang ke teman bukan berarti ingin sesuatu yang lebih. Kadang, itu hanya cara sederhana untuk bilang, “Kehadiranmu berarti buat aku.”
Banyak orang tumbuh dalam lingkungan yang tidak terbiasa menunjukkan kasih sayang secara verbal. Dianggap kuat kalau bisa tahan sendiri, dianggap dewasa kalau bisa cuek. Tapi semakin dewasa, justru semakin sadar bahwa kata-kata baik bukan kelemahan, melainkan kekuatan. Mengucapkan “aku sayang kamu” ke teman, apalagi saat itu benar-benar tulus, bukan tanda lemah—itu tanda keberanian.
Pernah gak sih merasa menyesal karena gak sempat bilang sayang ke seseorang yang penting? Kadang, orang pergi terlalu cepat, atau hubungan berubah sebelum sempat diungkapkan. Dan yang tertinggal cuma penyesalan, karena gak pernah benar-benar jujur tentang perasaan sendiri.