Hashim juga berharap bahwa target-target yang ditetapkan pada masa pemerintahan Prabowo dapat dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya. "Ini saya luruskan, bahwa 3 juta unit rumah untuk setiap tahun, hendaknya selama 10 tahun dan dilanjutkan insya Allah oleh penerusnya, setelah Prabowo 10 tahun ya entah Mas Gibran atau siapa. Targetnya 1 juta di perkotaan setiap tahun sehingga ada 2 juta di perdesaan. Kenapa angka gini? Karena dari 75.000 desa kalau dibangun setiap tahun di tiap desa dibangun 20 rumah, kita ciptakan 80 pekerjaan jadi menggerakkan ekonomi," tegasnya.
Hashim juga menekankan pentingnya keberlanjutan program ini untuk memberikan manfaat ekonomi dan peningkatan lapangan kerja, terutama di pedesaan. Dengan mewujudkan target pembangunan rumah tersebut, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dalam melaksanakan program sebesar ini, tentu saja diperlukan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun internasional. Pemerintah juga perlu memastikan adanya regulasi yang mendukung program ini, serta transparansi dalam penggunaan dana dan alokasi sumber daya.
Tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, pembangunan rumah yang masif juga akan berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat Indonesia. Peluang usaha di sektor properti juga akan terbuka lebih luas dengan adanya program pembangunan ini, baik untuk pelaku usaha lokal maupun asing. Penyerapan tenaga kerja dalam bidang konstruksi dan properti juga akan meningkat, memberikan dampak positif pada perekonomian nasional.