Keterbatasan sumber daya manusia yang terlatih dalam pendidikan inklusif juga menjadi tantangan serius. Tenaga pendidik di sekolah-sekolah masih kurang mendapat pelatihan dan pemahaman yang memadai dalam memfasilitasi pembelajaran bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Hal ini berdampak pada kualitas pendidikan inklusif yang cenderung rendah dan tidak optimal.
Menanggapi tantangan ini, langkah-langkah konkret dan komprehensif harus segera dilakukan. Pertama, pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan inklusif di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini mencakup pemenuhan fasilitas pendukung belajar, pelatihan bagi tenaga pendidik, dan peningkatan aksesibilitas bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Kedua, perlu adanya kampanye sosial yang massif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan inklusif, serta menghilangkan stigma negatif terhadap anak-anak dengan kebutuhan khusus. Melibatkan peran aktif dari tokoh masyarakat, agen media, dan lembaga-lembaga pendidikan sangat diperlukan dalam upaya ini.
Ketiga, pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pendidikan inklusif, baik melalui program pelatihan bagi tenaga pendidik maupun peningkatan kurikulum pendidikan inklusif di perguruan tinggi.
Dengan upaya yang komprehensif dan sinergi dari berbagai pihak, diharapkan pendidikan inklusif di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap individu untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Transformasi pada sektor pendidikan inklusif bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi serta dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat. Dengan demikian, Indonesia dapat melangkah maju sebagai bangsa yang inklusif dan berkeadilan dalam bidang pendidikan.