Tampang

Sebelum Ada Kompas: Cara Orang Zaman Dulu Menemukan Arah

25 Agu 2025 22:54 wib. 1
0 0
Navigasi Kuno
Sumber foto: Canva

Hari ini, menemukan arah terasa begitu mudah. Cukup keluarkan ponsel, buka aplikasi peta digital, dan dalam hitungan detik, kompas digital akan menunjukkan utara. Tapi, jauh sebelum teknologi canggih ini ada, bahkan sebelum kompas magnetik ditemukan, manusia sudah punya cara-cara cerdas untuk menavigasi bumi. Mereka mengandalkan kearifan alam dan pengetahuan astronomi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kemampuan ini menjadi kunci bagi pelaut, penjelajah, dan bahkan para pedagang untuk berlayar di samudra luas, menjelajahi daratan baru, dan menemukan jalan pulang.

Mengandalkan Bintang dan Konstelasi: Navigasi Langit Malam

Mungkin cara tertua dan paling universal dalam navigasi adalah dengan menggunakan bintang. Di malam hari yang cerah, langit adalah peta raksasa. Bangsa-bangsa kuno di seluruh dunia, dari peradaban Mesopotamia hingga pelaut Polinesia, memiliki pengetahuan astronomi yang mendalam. Mereka tidak hanya melihat bintang sebagai titik-titik cahaya, tetapi sebagai petunjuk arah yang andal.

Di belahan Bumi utara, bintang yang paling sering digunakan adalah Bintang Utara (Polaris). Bintang ini punya keistimewaan: ia hampir selalu diam di titik yang sama di langit, tepat di atas Kutub Utara. Dengan menemukan Polaris, seseorang bisa dengan mudah menentukan arah utara, lalu arah mata angin lainnya. Bintang ini menjadi jangkar navigasi bagi para pelaut Eropa, Arab, dan Tiongkok. Mereka sering menggunakan alat bantu seperti astrolab atau sextant untuk mengukur ketinggian bintang dari cakrawala dan menentukan posisi mereka di peta.

Sementara itu, di belahan Bumi selatan, navigasi dengan Polaris tidak mungkin dilakukan karena bintang tersebut tidak terlihat. Sebaliknya, mereka mengandalkan gugusan bintang seperti Salib Selatan (Crux). Gugusan bintang ini menunjuk ke arah selatan, menjadikannya panduan penting bagi pelaut di Samudra Hindia dan Pasifik. Pelaut Polinesia, misalnya, punya sistem navigasi yang sangat canggih yang disebut wayfinding. Mereka menggunakan gugusan bintang sebagai 'peta' yang bergerak di langit, mengombinasikannya dengan pengetahuan tentang ombak, awan, dan pergerakan hewan untuk menavigasi lautan luas tanpa daratan.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?