Indonesia diprediksi akan menjadi incaran banyak negara di dunia untuk mengeksplorasi sumber daya nikelnya dalam beberapa tahun ke depan. Pasar global diproyeksikan akan mengalami defisit nikel dalam kurun waktu 16 tahun mendatang, terutama sebagai bahan baku untuk menghasilkan baterai kendaraan listrik. Menurut informasi yang disajikan oleh MIND ID, produksi nikel secara global diperkirakan hanya akan mencapai 2 juta metrik ton pada tahun 2040, sementara permintaan diperkirakan mencapai 4 juta metrik ton pada periode yang sama. Hal ini berarti akan terjadi defisit pasokan sebesar 2 juta metrik ton pada periode tersebut.
Dilo Seno Widagdo, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki rencana pengelolaan mineral strategis dan kritis di Indonesia, khususnya yang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian nasional. Untuk saat ini, MIND ID tidak bermaksud untuk menguasai seluruh jenis komoditas mineral strategis yang tersedia. Mereka akan memfokuskan perhatian pada mineral-mineral yang mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan upaya untuk memenuhi permintaan global akan baterai kendaraan listrik yang semakin meningkat.
Indonesia dikenal memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, termasuk cadangan nikel yang menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Dengan kontribusi produksi nikel sebesar 40% dari total produksi dunia, Indonesia telah menjadi pemain utama dalam industri nikel global.