Kasus dugaan korupsi yang melibatkan Nadiem Makarim menjadi perhatian publik, terutama mengingat peran pentingnya sebagai mantan Mendikbudristek dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Sejak menjabat, Nadiem dikenal dengan kebijakan-kebijakan inovatifnya, namun investigasi ini menimbulkan berbagai spekulasi mengenai integritasnya dalam menjalankan tugas.
Laptop berbasis Chromebook yang menjadi pokok permasalahan diduga dikelola dengan cara yang tidak transparan. Pengadaan barang dengan nilai yang mencolok, serta proses kesepakatan yang mungkin tidak sesuai dengan prosedur, menjadi landasan dugaan korupsi yang terus didalami. Nadiem Makarim, yang selama ini diakui sebagai sosok penuh inovasi, kini harus menghadapi tantangan yang berusaha meruntuhkan citranya.
Dalam konteks ini, Kejagung bertindak sebagai pihak yang menjalankan tugas penegakan hukum dengan harapan bisa menuntaskan kasus yang telah mencoreng nama baik institusi pendidikan. Proses penyidikan yang panjang ini menunjukkan bahwa otoritas tidak main-main dalam menyikapi dugaan pelanggaran hukum, walaupun subjeknya adalah pejabat tinggi pemerintahan.
Dari keterangan yang diberikan oleh Harli Siregar, penyidik berkomitmen untuk menggali fakta lebih dalam terkait pengambilan keputusan yang diambil pada bulan Mei 2020. Rapat yang berlangsung tersebut dipandang sebagai kunci untuk mengetahui apakah ada unsur kesengajaan atau kelalaian yang mengarah pada praktik korupsi.