Kehadiran internet dan perkembangan teknologi informasi telah memberi dampak besar terhadap cara manusia memperoleh dan menyebarkan informasi. Di era digital ini, informasi dapat dengan mudah diakses melalui internet, media sosial, dan berbagai platform online lainnya. Namun, kemudahan ini juga memunculkan tantangan baru, yaitu masalah keberagaman informasi yang menyebar dengan cepat tanpa melalui proses verifikasi yang memadai. Oleh karena itu, literasi digital menjadi semakin penting sebagai keterampilan yang diperlukan untuk menyaring informasi yang benar di tengah gelombang informasi yang tak terhindarkan.
Literasi digital merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan teknologi digital secara efektif untuk mengakses, mengevaluasi, memahami, dan menyebarkan informasi. Dalam konteks era informasi saat ini, literasi digital menjadi kunci utama untuk melawan penyebaran informasi palsu atau hoaks yang dapat merugikan individu maupun masyarakat. Dengan literasi digital yang baik, seseorang mampu mengenali sumber informasi yang dapat dipercaya, memahami konteks informasi yang diterima, serta mengevaluasi kebenaran informasi tersebut sebelum menyebarkannya lebih jauh.
Salah satu aspek penting dari literasi digital adalah kemampuan dalam mengevaluasi kebenaran informasi. Di tengah populernya konsep "hoaks" atau informasi palsu, kemampuan untuk melakukan fact-checking menjadi sangat vital. Dengan literasi digital yang baik, seseorang mampu menggunakan berbagai sumber daya online untuk memeriksa kebenaran suatu informasi sebelum mempercayainya atau membagikannya kepada orang lain. Hal ini dapat membantu dalam mengurangi penyebaran informasi yang tidak benar serta melindungi diri sendiri maupun orang lain dari konsekuensi negatif yang mungkin timbul akibat informasi palsu tersebut.
Selain itu, literasi digital juga mencakup kemampuan mengelola dan menyebarkan informasi dengan bijak. Dalam konteks media sosial, misalnya, seseorang dengan literasi digital yang baik akan mampu memahami dampak dari setiap informasi yang disebarkannya. Hal ini termasuk mempertimbangkan kembali sebelum membagikan informasi yang belum diverifikasi kebenarannya, serta mencermati konten yang dapat memicu konflik atau ketidakamanan.
