Pengasuhan anak, peran ibu sering kali dianggap sebagai garda terdepan, terutama dalam hal sentuhan fisik seperti menggendong. Namun, semakin banyak penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam menggendong anak memiliki manfaat yang sangat besar, baik bagi perkembangan anak maupun ikatan antara ayah dan anak. Menggendong bukan hanya soal memindahkan anak dari satu tempat ke tempat lain, melainkan sebuah bentuk interaksi fisik dan emosional yang punya dampak signifikan, bahkan hingga anak dewasa.
Membangun Ikatan Emosional yang Kuat
Sentuhan fisik adalah salah satu bahasa cinta paling fundamental. Ketika ayah sering menggendong anaknya, hal itu menciptakan ikatan emosional yang kuat dan unik. Sentuhan kulit-ke-kulit, kehangatan tubuh, dan irama detak jantung ayah bisa memberikan rasa aman dan nyaman pada anak. Ini membangun fondasi kepercayaan yang mendalam sejak dini.
Bagi bayi, gendongan ayah memberikan perspektif baru tentang dunia. Suara ayah yang lebih berat, bau yang berbeda, dan cara menggendong yang mungkin lebih teguh atau energik, memberikan stimulus sensorik yang beragam. Semua ini berkontribusi pada perkembangan otak dan persepsi anak tentang lingkungan di sekitarnya. Ayah yang aktif menggendong menunjukkan bahwa mereka adalah sumber kenyamanan, perlindungan, dan kasih sayang, bukan sekadar figur otoritas.
Mendorong Perkembangan Motorik dan Kognitif
Menggendong bukan hanya aktivitas pasif. Ketika ayah menggendong anak, seringkali ada interaksi yang berbeda dengan saat ibu menggendong. Ayah mungkin mengayun, mengangkat, atau bahkan melakukan gerakan-gerakan ringan yang merangsang keseimbangan dan koordinasi anak. Gerakan-gerakan ini sangat penting untuk perkembangan motorik halus dan kasar anak.