Selain itu, cara ayah membawa anak bisa memberikan sudut pandang yang berbeda. Ayah mungkin menggendong anak dengan posisi yang memungkinkan anak melihat dunia dari ketinggian yang berbeda, yang merangsang rasa ingin tahu dan eksplorasi. Ini berkontribusi pada perkembangan kognitif anak, membantu mereka memahami ruang, jarak, dan objek di sekitar mereka dengan cara yang lebih kompleks. Keterlibatan ayah dalam menggendong juga seringkali disertai dengan interaksi verbal yang lebih aktif, seperti mengajak bicara atau menamai benda-benda yang dilihat, yang juga mendukung perkembangan bahasa anak.
Mengurangi Stres dan Meningkatkan Rasa Aman
Bayi dan anak kecil bisa merasakan ketegangan atau stres di lingkungan sekitar. Gendongan ayah bisa menjadi penangkal yang efektif untuk perasaan-perasaan ini. Sentuhan dan kehangatan dari ayah bisa membantu menenangkan sistem saraf anak, mengurangi kadar hormon stres seperti kortisol, dan melepaskan hormon oxytocin yang dikenal sebagai hormon cinta dan ikatan.
Anak yang sering digendong ayahnya cenderung merasa lebih aman dan percaya diri. Mereka belajar bahwa ada lebih dari satu sumber kenyamanan dan perlindungan dalam hidup mereka. Rasa aman ini penting untuk perkembangan psikologis yang sehat, membuat anak lebih berani menjelajah, mencoba hal baru, dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka tumbuh dengan pemahaman bahwa dunia adalah tempat yang aman dan penuh dukungan.
Memperkaya Pengalaman Emosional Anak
Interaksi yang terjalin saat menggendong seringkali tidak hanya melibatkan kontak fisik. Ada pula komunikasi non-verbal yang kaya, seperti senyum, tatapan mata, dan ekspresi wajah. Anak yang sering digendong ayahnya akan terbiasa dengan ekspresi emosi yang berbeda dari ayah dan ibu, yang membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang emosi dan cara mengungkapkannya.