Salah satu senyawa yang ditemukan di Bennu adalah natrium karbonat, sebuah bahan yang juga ditemukan dalam larutan air garam. Tim peneliti menemukan 11 senyawa lainnya yang juga terkonsentrasi dalam larutan tersebut. Senyawa-senyawa ini terbentuk ketika air menguap dari larutan garam, yang menambah bukti bahwa asteroid Bennu pernah memiliki kondisi yang mirip dengan lingkungan yang memungkinkan kehidupan berkembang.
Temuan ini tidak hanya penting bagi pemahaman kita tentang Bennu, tetapi juga dapat membuka kemungkinan untuk menemukan tanda kehidupan di tempat lain di alam semesta. Penelitian menunjukkan bahwa air garam seperti yang ditemukan di Bennu bisa juga ada di tempat lain, seperti di bulan Enceladus yang mengorbit Saturnus dan di planet kerdil Ceres yang terletak di Sabuk Asteroid antara Mars dan Jupiter. Kedua objek ini diketahui memiliki lautan bawah permukaan yang kaya akan air garam, yang membuat mereka menjadi kandidat potensial untuk mencari tanda-tanda kehidupan di luar Bumi.
Penemuan ini juga memberikan wawasan lebih dalam mengenai asal-usul Bennu dan bagaimana asteroid itu terbentuk. McCoy menjelaskan bahwa asteroid induk Bennu kemungkinan berasal dari luar garis salju Tata Surya. Garis salju sendiri adalah daerah di sekitar sistem bintang di mana suhu cukup rendah sehingga air bisa membeku menjadi es. Tempat di luar garis salju dianggap sebagai wilayah di mana materi yang membentuk tata surya kita pertama kali terbentuk. Awan gas dan debu yang mengelilingi bintang yang baru lahir akan mengkristal menjadi cakram protoplanet yang akhirnya membentuk sistem orbit planet dan objek lainnya, termasuk asteroid seperti Bennu.