Menko PMK Pratikno menekankan pentingnya berpikir kritis di era AI terutama bagi anak-anak. Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat, kecerdasan buatan (AI) menjadi alat yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan AI secara sembarangan dapat mengakibatkan dampak yang berbahaya, terutama bagi anak-anak yang sedang dalam fase pembentukan pola pikir dan nalar mereka. Pratikno menjelaskan bahwa jika anak-anak mendapatkan segala jawaban dari AI tanpa proses berpikir yang mendalam, mereka berisiko untuk tidak mampu mengembangkan nalar dan keterampilan berpikir kritis yang penting di masa depan.
Pendidikan formal di Indonesia, terutama pendidikan dasar, memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan fondasi critical thinking. Menko PMK Pratikno menegaskan bahwa kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi, di mana kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu komponen yang harus ditanamkan sejak dini. Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, generasi muda dapat menyikapi informasi dengan lebih bijak dan cerdas. Mereka tidak hanya menjadi konsumen informasi yang pasif, tetapi juga mampu mempertanyakan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang diterima.