Fosil, Dinosaurus, Kerangka Manusia – ketiga kata kunci ini menunjukkan dua hal yang sangat berbeda: keberadaan dinosaurus yang telah punah jutaan tahun lalu dan kerangka manusia, yaitu fosil dari nenek moyang kita. Namun, mengapa kita melihat lebih banyak temuan fosil dinosaurus daripada kerangka manusia? Apakah hal ini merefleksikan perbedaan jumlah populasi atau ada faktor lain yang mempengaruhi temuan fosil?
Salah satu alasan mengapa lebih banyak temuan fosil dinosaurus daripada kerangka manusia dapat dijelaskan melalui perbedaan proses fosilisasi. Fosilisasi merupakan proses alami di mana sisa-sisa organisme tertimbun dalam endapan sedimen seperti tanah, lumpur, atau abu vulkanik, kemudian menjadi batuan fosil. Dinosaurus hidup di lingkungan yang lebih mudah untuk menghasilkan fosil karena mereka sering hidup di daerah rawa atau dataran rendah yang sering tertimbun oleh endapan. Sebaliknya, manusia hidup di lingkungan yang lebih sulit untuk menghasilkan fosil, terutama karena mayoritas kerangka manusia tidak terkubur dalam sedimen atau terpapar oleh proses alami yang dapat menyebabkan fosilisasi.