Beberapa orang bahkan mengalami aura sebelum serangan migrain, yaitu gangguan visual seperti melihat kilatan cahaya, garis zig-zag, atau bintik buta. Pemicu migrain bisa sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain, termasuk makanan tertentu (seperti cokelat atau keju), kurang tidur, perubahan hormon, stres, atau bahkan bau yang kuat. Karena kompleksitasnya, migrain memerlukan penanganan yang lebih spesifik, seringkali dengan obat resep dari dokter, selain menghindari pemicunya.
Sakit Kepala Klaster (Cluster Headache)
Sakit kepala klaster adalah salah satu jenis sakit kepala yang paling menyakitkan dan parah. Namanya diambil dari pola serangan yang datang secara berulang atau "klaster" selama periode tertentu, diikuti dengan periode remisi yang panjang. Nyeri yang sangat intens, menusuk, atau seperti terbakar biasanya terpusat di sekitar satu mata.
Sakit kepala ini hampir selalu unilateral (hanya di satu sisi kepala) dan disertai gejala lain pada sisi yang sama, seperti mata merah dan berair, kelopak mata terkulai, hidung tersumbat atau berair, dan wajah berkeringat. Serangan biasanya singkat, hanya berlangsung 15 menit hingga 3 jam, tetapi sangat sering terjadi. Penyebabnya belum sepenuhnya dipahami, tetapi diduga berkaitan dengan hipotalamus dan ritme sirkadian. Penanganannya memerlukan penanganan khusus dari dokter ahli saraf.
Sakit Kepala Sekunder: Gejala dari Kondisi Lain
Berbeda dengan tiga jenis di atas yang tergolong sakit kepala primer (tidak disebabkan oleh penyakit lain), sakit kepala sekunder adalah gejala dari kondisi kesehatan lain. Ini bisa jadi sinyal dari masalah yang lebih serius.
Sakit Kepala Sinus: Disebabkan oleh peradangan pada sinus. Nyerinya terasa di bagian wajah, dahi, dan tulang pipi, seringkali disertai dengan demam, hidung tersumbat, dan wajah yang terasa tertekan.