Tidak hanya itu, hutan bakau juga berperan dalam menjaga kualitas air laut. Akar-akar mangrove dapat menyaring limbah dan polutan yang masuk ke dalam perairan, sehingga membantu menjaga kualitas air laut agar tetap bersih. Selain itu, hutan bakau juga berperan dalam siklus biogeokimia, di mana proses fotosintesis tumbuhan mangrove membantu menyerap karbon dioksida dari udara dan menyimpannya dalam bentuk biomassa. Ini berkontribusi dalam mengurangi kandungan karbon dioksida dalam atmosfer, yang merupakan faktor penyebab utama perubahan iklim global.
Namun, sayangnya, hutan bakau saat ini mengalami ancaman serius akibat aktivitas manusia. Penebangan liar, konversi lahan untuk pertanian atau perikanan, dan pencemaran laut merupakan ancaman yang nyata terhadap keberlangsungan hutan bakau. Untuk itu, konservasi mangrove menjadi sangat penting untuk dilakukan guna mempertahankan fungsi ekologis hutan bakau dan melindungi lingkungan laut.
Upaya konservasi mangrove dapat dilakukan melalui berbagai cara, di antaranya adalah dengan melakukan rehabilitasi hutan bakau yang telah rusak, melakukan penanaman mangrove di area yang telah terdegradasi, serta menggalakkan kampanye perlindungan lingkungan laut kepada masyarakat. Selain itu, penguatan regulasi dan pengawasan terhadap aktivitas manusia di sekitar hutan bakau juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan guna mencegah kerusakan lebih lanjut.