"Mari, kita makan."
Kalimat ini adalah ajakan kepada seseorang untuk makan. Koma memisahkan subjek yang diajak ("Mari") dari ajakannya.
"Mari kita makan."
Tanpa koma, kalimat ini berarti mengajak sekelompok orang bernama Mari untuk makan. Konteksnya menjadi sangat berbeda. Tanda koma di sini menyelamatkan seseorang dari kebingungan, atau mungkin dari salah ajak orang untuk makan.
Contoh lain yang bisa sangat berbahaya adalah:
"Tolong, jangan bunuh diri."
Kalimat ini adalah sebuah permohonan agar seseorang tidak mengakhiri hidupnya.
"Tolong jangan, bunuh diri."
Tanpa koma yang tepat, kalimat ini bisa diartikan sebagai "Tolong, jangan (kamu lakukan ini), bunuh diri." Meskipun konteksnya bisa ditafsirkan, struktur kalimatnya sangat membingungkan dan bisa berpotensi disalahartikan.
Tanda Koma dan Aturan Bahasa yang Fleksibel
Meskipun aturannya terlihat ketat, penggunaan koma juga bisa bergantung pada gaya penulisan dan preferensi pribadi. Dalam beberapa kasus, koma bisa digunakan untuk menciptakan jeda dramatis atau menekankan suatu gagasan. Namun, secara umum, mengikuti kaidah dasar penggunaan koma sangat penting untuk menjaga kejelasan dan menghindari salah tafsir.