Dua teknik editing ini fokus pada bagaimana suara dan gambar saling mendahului atau mengikuti:
L-Cut: Dalam teknik ini, suara dari shot berikutnya dimulai sebelum gambar shot tersebut muncul. Namanya diambil dari bentuk huruf 'L' pada timeline editing. Misalnya, kita masih melihat wajah seseorang yang sedang berbicara, tapi suara dari orang lain yang akan muncul di shot berikutnya sudah mulai terdengar. Ini menciptakan transisi yang halus dan membuat percakapan terasa lebih alami dan berkelanjutan, sering dipakai dalam dialog film atau wawancara.
J-Cut: Kebalikan dari L-Cut, pada J-Cut suara dari shot sebelumnya masih terdengar meskipun gambar shot berikutnya sudah muncul. Bentuknya seperti huruf 'J' di timeline. Contohnya, kita melihat adegan di luar pintu, lalu gambar beralih ke dalam ruangan, namun suara ketukan pintu dari luar masih terdengar sejenak. Teknik ini efektif untuk menciptakan antisipasi, membangun mood, atau sekadar membuat transisi visual terasa lebih organik dengan audio.
Kedua teknik ini sangat penting untuk menciptakan flow audio-visual yang profesional dan tidak terputus.
Match Cut dan Montage: Transisi Penuh Makna
Match Cut: Ini adalah transisi visual yang cerdas di mana dua shot berbeda dihubungkan oleh elemen visual atau suara yang serupa, menciptakan kontinuitas tematik atau naratif. Misalnya, sebuah adegan berakhir dengan seseorang memegang rokok, lalu adegan berikutnya dimulai dengan seseorang yang memegang pena dengan bentuk dan posisi yang mirip. Match cut bisa jadi sangat kuat untuk menunjukkan pergeseran waktu, lokasi, atau ide secara simbolis. Salah satu contoh paling terkenal adalah transisi tulang yang dilempar menjadi pesawat luar angkasa di film 2001: A Space Odyssey.