Tanggapan dan Studi Lanjutan
Meskipun temuan awal tersebut cukup meyakinkan, studi lebih lanjut memberikan hasil yang bertentangan. Salah satu penelitian mencoba mempelajari perilaku sapi menggunakan alat magnet khusus yang dipasang pada tubuh 34 ekor sapi. Data dari alat ini tidak menunjukkan adanya kecenderungan arah tertentu.
Studi lain yang mengamati perilaku 659 ekor sapi selama lebih dari 2.000 hari juga menunjukkan hasil yang berbeda. Dalam penelitian ini, sapi lebih sering menghadap ke arah tenggara, yang tampaknya lebih berkaitan dengan posisi matahari daripada medan magnet.
Para peneliti dalam studi ini menduga bahwa orientasi sapi terkait dengan upaya mereka untuk mengurangi paparan sinar matahari. Pada hari-hari cerah, hewan kemungkinan mengarahkan tubuh mereka ke arah tertentu sebagai bentuk adaptasi terhadap suhu panas. Fenomena ini dikenal sebagai thermoregulation, yaitu mekanisme alami tubuh untuk menjaga keseimbangan suhu.
"Ketika hewan berdiri menghadap ke arah tertentu pada hari yang cerah, mereka mungkin berusaha meminimalkan paparan radiasi matahari ke tubuh mereka," ungkap penelitian tersebut.
Pengaruh Medan Magnet Buatan
Salah satu hal menarik yang ditemukan dalam studi lanjutan adalah pengaruh medan magnet buatan terhadap perilaku hewan ternak. Ketika sapi terpapar medan magnet frekuensi rendah yang dihasilkan oleh kabel listrik tegangan tinggi, pola orientasi tubuh mereka menjadi terganggu. Hal ini menunjukkan bahwa medan magnet memang memiliki dampak terhadap perilaku hewan, meskipun tidak selalu menjadi faktor utama dalam orientasi tubuh mereka saat merumput.