Tidak jarang, diskriminasi terjadi karena adanya stereotip atau prasangka terhadap suatu kelompok. Misalnya, stereotip bahwa laki-laki lebih kompeten dalam bidang teknologi daripada perempuan, atau prasangka bahwa orang dengan orientasi seksual tertentu tidak pantas menerima hak-hak yang sama. Stereotip dan prasangka semacam ini dapat memicu sikap dan tindakan diskriminatif, serta memperkuat ketidaksetaraan dalam masyarakat.
Adanya sikap diskriminatif dapat berdampak negatif secara luas. Seseorang atau kelompok yang menjadi korban diskriminasi dapat merasakan ketidakadilan, kehilangan kesempatan, atau merasa tidak dihargai. Selain itu, diskriminasi juga merusak hubungan antarindividu dan kelompok, serta melemahkan keberagaman dalam masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk memerangi sikap diskriminatif dan memastikan kesetaraan dan keadilan bagi semua.
Bagi individu, penting untuk menjadi agen perubahan dengan menolak sikap diskriminatif dan mempromosikan nilai-nilai inklusivitas. Pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya menghormati perbedaan juga dapat memainkan peran penting dalam mencegah terjadinya diskriminasi. Sementara bagi lembaga dan pemerintah, penting untuk menerapkan kebijakan dan regulasi yang melindungi hak asasi manusia dan mencegah terjadinya diskriminasi.