Namun, di sisi lain, kebijakan efisiensi anggaran ini berimbas pada sektor yang cukup vital bagi mahasiswa, yaitu beasiswa. Satryo mengungkapkan bahwa beasiswa, yang menjadi harapan banyak mahasiswa dari keluarga kurang mampu, akan terkena pemangkasan cukup besar. Selain itu, anggaran untuk tunjangan dosen non-ASN yang semula mencapai Rp2,7 triliun juga dipangkas sebesar Rp676 miliar. Pemangkasan ini tentu akan berdampak pada banyak mahasiswa yang bergantung pada bantuan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Beasiswa merupakan salah satu instrumen penting untuk memastikan pemerataan pendidikan, terutama bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Dengan adanya pemangkasan anggaran ini, dikhawatirkan banyak mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan studi mereka, terutama yang mengandalkan beasiswa sebagai sumber pembiayaan pendidikan.
Meskipun efisiensi anggaran perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan keuangan negara, sektor pendidikan sering kali menjadi yang paling terdampak. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang akan membentuk kualitas sumber daya manusia di masa depan. Oleh karena itu, pemangkasan anggaran di sektor ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengurangi kesempatan bagi generasi penerus bangsa untuk mendapatkan pendidikan yang layak.