Komunikasi tulisan, tanda baca punya peran vital, sama pentingnya dengan kata-kata itu sendiri. Mereka adalah petunjuk yang memberi ritme, makna, dan kejelasan pada setiap kalimat. Namun, tak jarang kita menemukan penggunaan tanda baca yang keliru, baik di media sosial, email, atau bahkan dokumen formal. Kesalahan ini, meski terlihat sepele, bisa mengubah arti kalimat, membuatnya sulit dipahami, atau bahkan memberikan kesan yang kurang profesional. Memahami kesalahan-kesalahan umum ini adalah langkah pertama untuk menulis dengan lebih baik.
Titik (.) dan Koma (,) yang Bertukar Tempat
Salah satu kekeliruan paling dasar adalah menganggap titik (.) dan koma (,) bisa saling menggantikan. Titik digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat utuh. Sementara itu, koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam kalimat atau menandai jeda singkat yang tidak mengakhiri sebuah gagasan. Menggunakan koma untuk mengakhiri kalimat utuh sering disebut sebagai comma splice, yang merupakan kesalahan fatal.
Contoh yang salah: "Kami pergi ke bioskop, kami menonton film aksi." Seharusnya: "Kami pergi ke bioskop. Kami menonton film aksi." atau "Kami pergi ke bioskop, lalu kami menonton film aksi."
Koma yang tidak pada tempatnya juga bisa membingungkan. Misalnya, meletakkan koma antara subjek dan predikat, yang memisahkan bagian inti dari sebuah kalimat.
Penggunaan Tanda Hubung (-) dan Tanda Pisah (—) yang Keliru
Banyak orang menganggap tanda hubung (-) dan tanda pisah (—) itu sama, padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Tanda hubung digunakan untuk menggabungkan dua kata menjadi satu kesatuan, seperti pada kata "tanggung-jawab" atau "anak-anak". Tanda pisah, yang lebih panjang, digunakan untuk menyisipkan informasi tambahan atau jeda yang lebih kuat di dalam kalimat, mirip dengan fungsi tanda kurung, namun memberi penekanan yang lebih dramatis.
Contoh penggunaan tanda pisah: "Dia menjelaskan rencananya—rencana yang sudah disiapkan bertahun-tahun—kepada timnya." Menggunakan tanda hubung di sini akan membuat kalimat terasa janggal.