Bagi sebagian besar orang, memiliki gelar sarjana adalah prioritas utama agar tidak menjadi pengangguran di kemudian hari. Namun, hal itu berpotensi tidak tercapai jika jurusan yang dipilih tidak sesuai dengan minat dan rencana karier pribadi.
Faktanya, tidak semua lulusan dari perguruan tinggi, baik vokasi, sarjana (S1), maupun pascasarjana dapat memasuki pasar kerja. Umumnya, seseorang dengan bekal gelar sarjana menjadi pengangguran karena keterbatasan lapangan pekerjaan, tingginya persaingan, dan ketidakcocokan antara kualifikasi pendidikan dan kebutuhan yang ada.
Lantas, apa saja jurusan sarjana dengan tingkat pengangguran tertinggi? Berikut 10 daftarnya.
1. Pengajaran Pendidikan Jasmani
Jurusan ini memiliki tingkat pengangguran tertinggi, mencapai 56,4 persen. Jurusan ini, yang fokus pada pengajaran dan ilmu olahraga, menghadapi keterbatasan lapangan kerja serta kebutuhan tenaga pengajar yang bisa berubah-ubah, membuat banyak lulusannya kesulitan mendapatkan pekerjaan.
2. Layanan Manusia atau HR
Jurusan ini memiliki angka pengangguran yang tinggi, sebesar 55,6 persen. Meskipun HR memainkan peran krusial dalam perekrutan dan manajemen karyawan, banyak lulusan bersaing ketat dalam industri ini. Di samping itu, kebutuhan akan pengalaman khusus sering kali menjadi penghalang bagi lulusan baru.
3. Ilustrasi
Dengan tingkat pengangguran mencapai 54,7 persen, jurusan ini menjadi pilihan yang cukup berisiko. Bidang ini sangat kompetitif, dan tren digitalisasi serta outsourcing desain grafis membuat banyak lulusan sulit mendapatkan pekerjaan tetap.