Boeing telah mengumumkan rencana untuk meminjam uang dari konsorsium bank, menegaskan kembali situasi bahwa perusahaan itu benar-benar memiliki kas yang tipis. Menurut laporan CNN International, pada Rabu (16/10/2024), Boeing berencana untuk mengumpulkan dana sebesar US$25 miliar (Rp389 triliun). Dana ini terdiri atas utang sebesar US$10 miliar (Rp155 triliun) yang dipinjam dari konsorsium bank dan penjualan saham baru.
Utang perusahaan melonjak dalam enam tahun terakhir karena Boeing melaporkan kerugian operasional inti lebih dari US$33 miliar (Rp 514 triliun). Produksi pesawat komersialnya hampir terhenti akibat pemogokan selama sebulan oleh 33.000 anggota Asosiasi Ahli Mesin Internasional (IAM).
Pembicaraan antara Boeing dan IAM terhenti minggu lalu tanpa adanya negosiasi baru yang direncanakan. Pada hari Jumat, CEO baru Boeing, Kelly Ortberg, mengumumkan rencana untuk memangkas 10% dari 171.000 karyawannya di seluruh dunia. Selain itu, tingkat kredit Boeing telah jatuh ke level investasi terendah, bahkan hampir mendekati status 'junk bond', yang dapat meningkatkan biaya pinjamannya.
Utang jangka panjang Boeing telah naik menjadi US$53 miliar (Rp826 triliun) pada akhir Juni dari US$10,7 miliar (Rp166 triliun) pada akhir Maret 2019, ketika kecelakaan fatal kedua dari 737 MAX menyebabkan pesawat itu dilarang terbang selama 20 bulan.