Berbeda dengan ban tubeless yang saat tertusuk benda tajam tidak langsung kehilangan tekanan angin, ban ini tetap memerlukan penambalan secara manual di bengkel. Sementara itu, ban self-sealing menawarkan perlindungan ekstra yang membuat pengemudi tidak perlu khawatir harus langsung menepi saat mengalami tusukan kecil, khususnya di area yang rawan paku atau lokasi yang jauh dari bengkel.
Namun, Rozi mengingatkan bahwa kemampuan ban self-sealing hanya efektif untuk lubang kecil, seperti tusukan paku atau sekrup. Jika kerusakan lebih besar atau robek, ban tetap harus diperbaiki secara manual bahkan mungkin diganti agar tetap aman digunakan.
Dari segi harga, ban self-sealing memang dibanderol lebih mahal dibandingkan ban tubeless biasa. Namun, Rozi menilai tambahan biaya tersebut sepadan dengan kenyamanan dan keamanan yang didapat pengemudi. “Pilihan terbaik tergantung kebutuhan konsumen. Jika lebih banyak berkendara di area perkotaan dengan akses bengkel mudah, ban tubeless sudah cukup. Namun, bagi yang menginginkan perlindungan lebih dan mobilitas tinggi, ban self-sealing layak dipertimbangkan,” tutupnya.